Kamis, 28 Mei 2015

Berharap Terlalu Banyak Itu Melelahkan. Bijaklah Mengharapkan Hal-hal Ini Jika Tak Ingin Kecewa Berkelanjutan

Merasa kecewa tentu bukan hal yang diinginkan seseorang. Jika harus memilih, lebih baik merasa puas dan bangga diri, tenang karena semua ekspektasimu terpenuhi. Namun kita tak selalu bisa menghindari rasa kecewa. Ada saja saatnya di mana keinginan gagal terpenuhi, mimpi tak tercapai, dan ekspektasimu akhirnya runtuh karena dipasang terlalu tinggi.

Yang paling sering terjadi, kita mengharapkan seseorang akan menjadi manusia yang berkata dan mengambil keputusan sesuai keinginan kita. Padahal mereka punya pemikiran sendiri, keinginan sendiri, kepentingan sendiri — yang belum tentu bersanding dalam harmoni dengan apa yang kita miliki.
Ada titik di mana kita harus mulai mengenal seseorang lebih dalam, menghargai kepribadiannya dan menerima mereka apa adanya. Cobalah dengan tulus mengenal seseorang jika tidak ingin kecewa. Berhentilah menaruh harapan pada mereka terlalu tinggi, layaknya dalam beberapa hal berikut ini:

Jangan berharap mereka bisa selalu sependapat denganmu. Sahabatmu sendiri sekalipun bisa punya pandangan jauh berbeda, karena otak manusia yang tak pernah sepenuhnya sama

Berharap orang lain akan selalu setuju pada kita, cukup melelahkan
Berharap orang lain akan selalu setuju pada kita, cukup melelahkan via disaster.tumblr.com
Dalam kehidupan, tidak semua orang bisa punya pemikiran sejalan dengan kita. Memaksakan kehendak kepada orang lain justru akan menghancurkan kebebasan berpikir seseorang.
Cobalah untuk tantang dirimu sendiri: kenapa kamu memutuskan untuk memiliki pendapat seperti itu? Semakin kamu tahu, semakin validasi atau persetujuan orang lain atas pendapatmu itu menjadi tidak perlu. Biarkan mereka berpendapat sebebas yang mereka suka. Yang perlu kamu pikirkan, hanyalah darimana pendapatmu sendiri bisa kamu miliki.


Jika kita telah menghargai diri sendiri, maka orang lain akan menghargai kita. Tak perlu lagi berharap-harap cemas apa mereka bisa menerima kita apa adanya.

Orang akan menghargai kita dengan sendirinya
Orang akan menghargai kita dengan sendirinya via videohive.net
Orang yang kuat sering digambarkan dengan badan kekar dan berotot, tapi kekuatan sebenarnya ada pada jiwa dan semangat. Jiwa dengan percaya pada kemampuan sendiri dan menghargai diri sendiri akan mebuat kita menjadi manusia yang kuat, ditambah dengan semangat yang kuat, tak hanya untuk mencapai mimpi tapi melampauinya. Berhentilah untuk mengharapkan kasih sayang, rasa hormat, dan perhatian dari orang lain setiap waktu.
Tak ada salahnya berbuat baik pada orang lain, tapi penting juga untuk berbuat baik pada diri sendiri. Ketika kita telah mencintai diri sendiri dan menghargai diri sendiri, kita akan menjadi teman yang lebih baik, keluarga yang lebih baik, dan diri sendiri yang lebih baik.

Menyukai seseorang tak bisa direncanakan, tak bisa dipaksakan. Daripada berharap seseorang akan menyukai kita, lebih baik bersikap positif dan mereka akan suka kita dengan sendirinya

Pribadi yang menyenangkan akan dengan sendirinya disukai orang
Pribadi yang menyenangkan akan dengan sendirinya disukai orang via mashable.com
Di kehidupan ini telah diciptakan keseimbangan. Ada orang yang menyukai kita, dan ada pula yang tidak. Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang berharga untuk kita, tak ada gunanya mempedulikan orang-orang yang tidak menyukai kita. Tak peduli sebaik apa pun kita bersikap, tetap akan menjadi hal yang buruk bagi mereka yang selalu mengkritik kita. Banyak tersenyum, abaikan kicauan mereka dan tetaplah berjalan maju. Waktu dan hidup kita terlalu berharga untuk sekedar berharap orang lain akan menyukai kita.

Jadilah diri sendiri dan percaya diri. Tak perlu setiap kata orang lain kamu ikuti. Tak perlu pula berharap mereka mengikuti kita.

Ide setiap orang berbeda, jangan berharap orang lain selalu cocok dengan ide kita
Ide setiap orang berbeda, jangan berharap orang lain selalu cocok dengan ide kita via www.forbes.com
Menyayangi dan menghargai orang lain berarti kita membebaskan mereka untuk menjadi diri sendiri. Tak perlu kita berharap orang lain menjadi seseorang yang sesuai dengan keinginan kita. Setiap orang memiliki hal-hal yang menjadikan mereka berbeda dan istimewa, termasuk ide pemikiran. Ketika seseorang memiliki ide yang berbeda, kita harus menghargai dan menerima perbedaannya. Jangan terlalu banyak berharap tentang sesuatu, termasuk seseorang untuk sesuai dan menyukai ide kita.

Membaca pikiran adalah hal yang sulit. Tak semua orang dilahirkan dengan bakat untuk melakukannya, maka jangan berharap orang lain bisa membaca pikiran kita

Melakukan hal sulit seperti membaca pikiran bukan soal gampang
Melakukan hal sulit seperti membaca pikiran bukan soal gampang via alexthemindreader.com
Tak semua orang dilahirkan dengan kemampuan membaca pikiran. Berharap mereka mengerti apa yang kita pikirkan terlihat sia-sia dan melelahkan. Berharap seseorang yang kita sukai menyadari jika kita menyukainya tanpa pernah kita menunjukkannya atau mengungkapkannya juga terlihat hanya membuang waktu.
Dapat dipahami jika kebanyakan wanita menyukai sesuatu yang berbau misteri dengan kode-kode dan ingin selalu dimengerti. Tapi, saat mereka menyadari lawan bicaranya tak mengerti kode-kode itu, mereka akan kecewa dan merasa membuang waktu dengan menciptakan kode-kode. Jika sudah menyadari akhirnya akan menyesal, maka berhentilah membuang waktu dengan berharap orang lain untuk mengerti pikiran kita dan buatlah lebih sederhana dengan mengatakan apa yang kita pikirkan, katakana apa adanya.

Kedewasaan, bertambahnya usia, dan cara pandang seseorang akan selalu berubah. Kadang mereka juga tak menyadari jika telah berubah, maka jangan berharap mereka bisa tetap sama.

Ingatlah bahwa yang tidak akan berubah adalah purubahan itu sendiri
Ingatlah bahwa yang tidak akan berubah adalah purubahan itu sendiri via www.ineffableisland.com
Saat kita mengatakan “kamu berubah”, ada dua hal yang terjadi pada saat yang bersamaan, yaitu mereka yang menjadi lebih dewasa atau cara kita melihat mereka telah berubah. Ketika kita menyukai dan menghargai seseorang kita akan menerima apa adanya, dan tak akan merubah. Semua orang akan berubah, justru yang tidak akan pernah berubah adalah perubahan itu sendiri.
Setiap orang akan berubah, tapi ketika kita tidak mencoba merubah seseorang dan membiarkan dia menikmati kebebasan dan kehidupannya serta mendukung mereka, justru itu adalah sebuah keindahan dalam menghargai orang lain. Disadari atau tidak, yang berubah adalah cara pandang kita terhadap seseorang.

Semua orang akan punya masa di mana hidup mereka berada dalam titik terendah. Berharap mereka akan baik-baik saja akan percuma. Memberi dukungan dan semangat akan jauh lebih berguna.

Cobalah semangati dan berbagi cerita
Cobalah semangati dan berbagi cerita via www.howitworksdaily.com
Selalu ingat bahwa hidup ada naik dan turun, ada hitam apa putih. Menerima seseorang dengan segala kondisi adalah bentuk menghargai keputusan dan diri mereka pribadi. Setiap masalah yang datang bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Memberi dukungan, berbagi dan memberi kontribusi untuk orang lain adalah hadiah terbesar dalam kehidupan. Memaksa orang lain untuk seolah-olah baik-baik saja padahal tidak akan sangat melelahkan, baik untuk kita yang memaksakan dan dia yang melakukan.
Terima keadaannya dengan lapang dada. Ada tiga kesamaan yang sering kita bagi, yaitu mimpi, kebutuhan, dan perjuangan. Saling memberi semangat dan mendukung akan lebih bermanfaat untuk orang lain.
Ingat-ingatlah sakitnya merasa kecewa dan jangan coba-coba ingin merasakannya untuk kesekian kali, maka cobalah untuk menjadi pribadi yang penerima, tulus dan apa adanya. Termasuk jangan memaksakan kehendak pada orang lain tentang apa yang menurut kita benar.
    Artikel kali ini dikutip dari Marcandangel dan @hipwee. Artikel aslinya bisa dilihat disini.

    Kisah Sopir Taksi Lulusan Jerman yang Memberi Pelajaran Bahwa Tak Perlu Gengsi Berjuang Untuk Hidup


    Nama Peter Yan beberapa hari ini ramai menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir taksi ini memang memiliki pengalaman hidup yang layak untuk dijadikan pelajaran. Di usianya yang sudah menginjak usia 58 tahun ini, Peter Yan yang lulusan S2 teknik Sipil di Jerman, kini dengan ikhlas menjalani profesinya sebagai seorang sopir taksi.

    Bermula dari seorang penumpang yang kaget ketika Peter Yan menjawab telepon dengan Bahasa Jerman.

    Postingan itu kemudian menjadi viral dan menjadi pembicaraan di media sosial. Media-media mainstream pun tak ketinggalan memberitakan sosok Peter Yan yang mengejutkan ini.

    Sepuluh tahun tinggal di Jerman, Peter Yan pulang ke Indonesia dan mengerjakan banyak proyek pembangunan.

    Peter Yan tak malu menjadi sopir taksi
    Peter Yan tak malu menjadi sopir taksi via www.google.co.id
    Lulus SMA, pria asal NTT ini memutuskan kuliah di Jerman. Tak ada bayangan apa yang akan dilakukannya. Baginya, saat itu lulus dan diterima kuliah di luar negeri adalah sesuatu yang membanggakan. Selama sepuluh tahun, Peter Yan tinggal di Jerman untuk kuliah. Menurutnya, waktu itu kuliahnya gratis, namun dia harus bekerja untuk memenuhi kehidupannya selama di Jerman. Dia pun menikah dengan gadis Indonesia yang juga berkuliah di Jerman dan telah dikaruniai anak.
    Setelah lulus kuliah, Peter Yan pun kembali ke Indonesia untuk menerapkan ilmu yang telah ditimbanya selama sepuluh tahun di Jerman. Dia memulai dengan mempraktikkan ilmu yang diperolehnya di Jerman, yakni membuat desain tata kota. Tahun 1991, Peter dan kedua temannya sudah membuat desain busway seperti yang digunakan saat ini. Namun sayang, Pemprov DKI Jakarta waktu itu belum tertarik untuk menggunakan desain yang diberikan Peter. Ia pun mengaku pernah membuat desain beberapa jalan layang di Jakarta. Peter pun turut membuat desain untuk pembangunan ribuan rumah pasca gempa Aceh pada tahun 2004 silam.

    Kisah Peter Yan ini telah diangkat ke sejumlah televisi dan membuat kagum presenter televisi yang mewawancarainya.

    Testimoni salah satu presenter yang mewawancarai Peter Yan
    Testimoni salah satu presenter yang mewawancarai Peter Yan via www.path.com
    Kisah perjalanan Peter Yan yang inspiratif ini membuat sejumlah media penasaran dengan sosoknya. Bahkan, Peter Yan baru-baru ini mulai mucul di televisi. Presenter yang mewawancarainya pun dibuat kagum dengan kerendahan hati dan keikhlasan diri Peter Yan. Seperti yang diungkapkan Andini Effendi, presenter televisi ini menunjukkan kekagumannya pada Peter Yan melalui akun pribadi Path-nya. Andini bertanya kepada Peter, apakah tidak malu menjadi sopir taksi. Dengan santainya Peter Yan menjawab, kalau dia malu dia tidak akan bisa diwawancara di televisi.
    “Tuhan itu baik, Mbak…” ujar Peter Yan diakhir jawabannya.

    Di samping menjadi sopir taksi, Peter Yan juga masih  menerapkan ilmunya dengan mengajar di salah satu universitas swasta di Jakarta.

    Sopir taksi lulusan Jerman
    Sopir taksi lulusan Jerman via www.google.co.id
    Beberapa bulan ini, kondisi Peter Yan memang sedang sulit. Usaha yang dikerjakannya bagkrut dan dia kesulitan mencari pekerjaan. Makannya dia pun beralih profesi menjadi sopir taksi. Meski demikian, Peter Yan masih bisa menyalurkan ilmunya. Dia juga menjadi dosen di salah satu universitas swasta di Jakarta, meski itu cuma dianggap sebagai pekerjaan paruh waktunya. Pekerjaannya utamanya tetap sebagai sopir taksi.
    Sebenarnya meski menjadi seorang sopir taksi, Peter Yan tetap bisa mengamalkan ilmunya. Kesehariannya sebagai sopir taksi ini membuat dia mengerti daerah mana saja yang macet pada jam tertentu. Peter Yan pun telah memiliki solusi untuk mengatasi daerah-daerah macet yang hampir setiap hari dilaluinya itu.
    Kisah Peter Yan ini mengajarkan pada kita bahwa hidup tak selamanya berjalan mulus. Kadang mendapat banyak kenikmatan, tak jarang mendapat cobaan. Peter Yan mengajarkan untuk menerima segala yang diberikan dengan ikhlas dan tetap menjalaninya dengan penuh semangat serta syukur. Tak perlu malu dengan apa yang dikerjakan, selama itu baik, tentu kelak akan berbuah baik.
    Kalau Peter Yan yang sudah berumur saja masih semangat menghadapi cobaan, masa kamu yang masih muda dikasih cobaan sedikit aja, udah galau…
    Artikel ini terinspirasi oleh @hipwee