Selasa, 30 Juni 2015

Kalau Kamu Mengalami 10 Tanda Ini, Berarti Sindrom Kurang Liburan Level Akut Sudah Kamu Alami!

Seringkah kamu merasa kelelahan akhir-akhir ini? Overwhelmed baik karena kerjaan dari kantor maupun tugas-tugas kuliah, jika kamu masih berstatus mahasiswa. Awalnya sih cuma kecapekan biasa namun bila dibiarin terus, pikiran dan tubuh yang capek bisa berakibat pada stress.

Masalahnya, kita semua terlalu sering (pura-pura) lupa kapan untuk istirahat, bahkan luput dalam membaca sinyal dari tubuh yang sudah menjerit,
“Woles, bro! Rehat bentar napa?!”.


1. Jika kamu udah melupakan nikmatnya sengatan matahari, itu artinya kamu udah butuh liburan.

Lupa nikmatnya matahari
Lupa nikmatnya matahari via feelandflourish.blogspot.com
Jangankan melihat cahaya silau matahari, membiarkan sinarnya menjilat kulitmu aja udah gak pernah lagi. Kamu lupa hangatnya matahari di pagi hari karena udah cabut dari rumah sebelum dia terbit. Kamu udah lupa panasnya sengatan matahari karena ‘terkurung’ oleh pekerjaan. Dan kamu sudah lupa betapa magisnya matahari ketika ia terbenam sebab kamu pulang ketika hari sudah gelap.


2. Saking sibuknya, laptop sudah berubah jadi teman terbaikmu

Laptop adalah temanku, bukan kamu.
Laptop adalah temanku, bukan kamu. via thenewheroesandpioneers.com
Laptop adalah teman terdekatmu. Karena dia sabar dan mengerti kalau kamu harus lembur sampai larut malam. Dia bisa menerima dengan hati lapang saat dicuekin selama akhir pekan karena kamu harus tidur sepanjang hari, menggantikan jam tidur yang terkonversi jadi jam kerja. Dia juga gak marah kalau kamu tinggalin di rumah, karena dia tahu dalam sekejap kamu akan berubah pikiran, putar balik dan menjemputnya.
Dia satu-satunya teman yang mengerti kamu, oleh sebab itu kamu merasa sudah siap untuk melanjutkan pertemanan kalian ke jenjang yang lebih serius.


3. Kamu mencetuskan sebuah teori brilian bernama “Dilema Kuliah-Kerja”.

Gak adil banget
Gak adil banget via aheapingspoonful.com
Bunyi teori Dilema Kuliah-Kerja adalah sebagai berikut:
Kuliah : Punya BANYAK waktu luang buat pergi liburan, tapi gak punya duit.
Kerja : Sudah punya duit untuk liburan, tapi gak pernah ada waktu luang untuk pergi.


4. Tiap kali melihat harga tiket murah, ingin rasanya meraung-raung dalam hati.

WHAAAT??
WHAAAT?? via aheapingspoonful.com
Ketika aroma liburan sudah bisa diendus oleh indra penciuman dalam sekejap promo tiket murah dari Traveloka memancing hasratmu untuk segera mengemas tas dan koper untuk traveling. Mencicipi keramahtamahan nan santai di Yogyakarta, mendatangi pesta yang tak kunjung berhenti di Bali atau menikmati sunset di Pantai Losari Makassar sudah ada dalam bayangan.
Tapi rencana seperti di atas hanya terjadi di dunia paralel, bukan di dunia kamu. Kamu bisa menjerit “KENAPA harus ada kerjaan?!” sambil menyadari bahwa teori “Dilema Kuliah-Kerja” belum bisa dipatahkan.


5. Mode “Auto-pilot” adalah andalanmu dalam menjalani rutinitas sehari-hari.

tidur - kerja - pulang -tidur
tidur – kerja – pulang -tidur via weworewhat.com
Tidur – Bangun – Berangkat kerja – Pulang – Tidur. Ulangi.
Jangan tanya soal pacaran, karena untuk nongkrong saja gak pernah. Kamu seakan udah kebal dengan godaan untuk keluar dari rutinitas sehari-hari. Bukan karena gak mau tapi karena semuanya sudah diatur oleh mode auto-pilot.

6. Hangout buat kamu adalah keluar makan siang bareng teman-teman kerja.

Hangout paling hedon!
Hangout paling hedon! via designerfund.com
Kedoknya sih lunch bareng di luar kantor bareng rekan kerja, tapi si bos ikut juga. Apakah hangout namanya jika yang dibicarakan gak jauh-jauh soal pekerjaan, tugas dan deadline? Ya udah, kalau begini ceritanya mending kamu makan siang hangout-nya bareng laptop aja, karena seidaknya dia tahu kalau kamu butuh liburan,escape dari kerjaan. Dan pastinya dia tahu cara mendapatkan tiket dengan harga terbaik.
Aku sayang kamu, Laptop.

7. Yang pasti kamu udah lupa kapan terakhir kali kamu bersenang-senang.

Kapan terakhir kali liburan?
“Kapan terakhir kali liburan?” via aheapingspoonful.com
Saat ditanya “Kapan terakhir kali kamu liburan?”, kamu bingung terdiam seribu bahasa. Saking lamanya gak menikmati atmosfir liburan, kamu udah lupa kapan terakhir kali kamu bersenang-senang. Ingin rasanya menjawab “Ke mall dihitung liburan gak? Kalau iya minggu lalu aku liburan…”

8. Pada satu titik, kamu udah gak menaruh kepedulian lagi dengan pencitraan diri.

BODO!
BODO! via www.cam.ac.uk
JAIM? Apa itu jaim?

9. Kamu sering parno sendiri ketika ponsel tiba-tiba berdering.

Tiitutiit~
Deringnya gak berulang-ulang, tapi detak jantungmu sudah meningkat berkali lipat. Mata terbelalak dan keringat mengucur tipis di pelipis kiri. Kira-kira apakah gerangan? Email dari bos? Keluhan klien? Atau Whatsapp dari coworker yang mau ngeluh soal pekerjaan? Apapun itu, ponsel menjadi sumber ketakuan terberatmu.

10. Hiburan buatmu adalah waktu mantengin aplikasi pemesanan tiket.

Satu-satunya hiburan
Satu-satunya hiburan via www.traveloka.com
Satu-satunya hal yang paling menghibur dari ponsel adalah saat kamu mandangi layarnya sambil membuka aplikasi pemesanan tiket. Pilihan destinasi yang banyak, hotel-hotel berkualitas dengan harga miring bikin kamu ingin segera melalanglang buana ke penjuru dunia.
Dalam sekejap perhatian kamu tertuju pada kalender dan menemukan long weekendyang pas buat liburan. AKHIRNYA! Namun mimpi kamu buyar seketika setelah melototi to-do list yang gak ada ujungnya. Damn!

Jika kamu merasakan gejala-gejala seperti di atas, itu berarti tubuh dan pikiran kamu udah mau menyerah. Segera book tiket dan hotel, apapun keadaannya. Ucapakan selamat tinggal pada pekerjaan (setelah kamu beresin) dan beri sun jauh yang mesra buat bos kamu.
Karena liburan adalah hak!
artikel ini inspirasi dari @traveloka dan @hipwee

Senin, 29 Juni 2015

6 Alasan Mengapa Berpacaran Dengan Dia yang Gila Kerja Juga Bisa Membuatmu Bahagia

Kadang, kita bisa mencitai seseorang tanpa memandang apapun. Bahkan, meski karakter atau kepribadiannya bertentangan dengan diri kita. Selama kamu mencintainya dan dia juga memberikan kasih sayang yang tulus, perbedaan tak akan jadi masalah. Termasuk jika dia ternyata adalah seorang workaholic atau si gila kerja.

Tak dapat dipungkiri bahwa perlu ada perlakuan khusus dan kesabaran ekstra untuk menghadapi pasangan yang workaholic. Pasalnya, beberapa orang justru menghindari untuk menjalin hubungan dengan mereka. Alasannya macam-macam: takut sering ditinggal-tinggal, tak punya waktu untuk berdua, atau terlalu mementingkan pekerjaan daripada pasangannya.
Jika kamu benar-benar mencintainya, tentu “menyerah” bukan kata yang tepat untuk menghadapi dia yang workaholic. Di artikel ini Hipwee punya 6 alasan mengapa berpacaran dengan seorang workaholic juga bisa membuatmu bahagia.


1. Dia yang gila kerja memang tak suka mengekang. Tapi, bukan berarti dirinya tak peduli dan minim kasih sayang

Disela-sela kesibukannya, dia masih mengkhawatirkanmu
Disela-sela kesibukannya, dia masih mengkhawatirkanmu via theshakespeareblog.com
Melihat sifat dasarnya yang tidak mau menganggur dan berkutat dengan kesibukan membuat dia tidak ambil pusing dengan hal-hal yang sepele. Tapi, bukan berarti dia dingin dan cuek dengan apa yang kamu lakukan. Dia hanya bukan tipe orang yang akan mengirim banyak pesan dengan pertanyaan-pertanyaan basa-basi saat kamu sedang menikmati waktu berkumpul bersama teman-temanmu.
Dia akan membebaskanmu pergi bersenang-senang dengan teman-teman dan melakukan apapun yang membuatmu bahagia. Yang terpenting dia jauh dari sifatoverprotective. Tapi ketika kamu tak mengirim pesan apapun karena takut mengganggunya, dia bisa saja dengan tiba-tiba meneleponmu untuk sekadar menanyakan keberadaan dan memastikan kamu baik-baik saja.


2. Workaholic tak akan suka jika waktunya terbuang sia-sia. Saat bersama dia, pilihlah kegiatan yang tak sekadar menyenangkan tapi juga membuatnya aktif bekerja

Bermain game bersama adalah bentuk liburan
Bermain game bersama adalah bentuk liburan via www.tumblr.com
Kamu tahu persis bagaimana dia saat tak ada kerjaan, dia pasti panik dan bingung. Sedangkan kamu ingin liburan sejenak dan mengistirahatkan pikiran. Kamu dan dia sebenarnya sama-sama berpikir jika hidup memang tak hanya urusan pekerjaan, yang berbeda adalah perspektif kalian tentang liburan.
Agar sama-sama senang tak ada salahnya jika kamu mengusulkan liburan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif dan tak hanya berjalan-jalan sambil belanja menghabiskan uang. Bersamanya, kamu bisa memilih kegiatan yang tak hanya menyenangkan tapi juga membuatnya tetap aktif seperti memasak bersama, bermaingame  atau berkebun berdua


3. Jika dia bisa menjaga komitmen dengan pekerjaan, bukankah kesetiaannya dalam hubungan kalian pun tak perlu diragukan?

Bersedia menjaga komitmennya untukmu
Bersedia menjaga komitmennya untukmu via favim.com
Seorang workaholic hampir pasti punya etos kerja yang baik. Dia punya komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan dan hal inilah yang justru akan membawa dampak baik pada hubungan kalian.
Pasalnya, kamu tak perlu khawatir bahwa dia tak akan setia. Saat dia sudah mendapatkan orang yang sesuai dengannya, dia akan menjaga dan mempertahankannya. Sama eratnya dengan dia menjaga komitmen terhadap pekerjaan. Dia tentu tak ingin membuang waktu hanya untuk mencoba-coba menjalin hubungan dengan orang lain. Beruntunglah kamu yang mendapatkannya, selain memegang komitmen dan bertanggungjawab, dia juga setia.


4. Tak hanya bersemangat selagi muda, si gila kerja akan tetap produktif dan tak membosankan di masa tua

Masa tua yang indah dinikmati berdua
Masa tua yang indah dinikmati berdua via newsfeed.time.com
Selain masa muda yang dilewati bersama-sama, kamu juga akan merasakan masa tua yang tak kalah menyenangkan bersama seorang workaholic. Jangan khawatir tentang apa yang akan dilakukan bersama dengannya di hari tua karena dia selalu punya banyak hal untuk dikerjakan. Otaknya yang terbiasa bekerja disaat muda akan membuatnya tidak menjadi cepat pikun. Terlebih lagi, dia akan membawamu memiliki masa tua yang tetap produktif dan tak membosankan.


5. Meski tak punya banyak waktu untuk berkencan, setiap momen yang kalian lewatkan berdua akan selalu berkesan

Memberikanmu kencan yang mendebarkan
Memberikanmu kencan yang mendebarkan via www.huffingtonpost.com
Dia mungkin orang paling sibuk sedunia yang kamu kenal. Bisa jadi dia juga bukan orang yang cakap bersosialisasi dan punya banyak waktu untuk dihabiskan denganmu. Tapi jangan sedih, karena dia tetap akan meluangkan waktunya untukmu.
Walau tak banyak, waktu yang dia janjikan untuk berdua denganmu akan terasa berkualitas dan berkesan. Hal ini tentunya bagus untuk sebuah hubungan, karena jika terlalu banyak bertemu kamu mungkin akan bosan dengan pasanganmu. Jadi, waktu kencan dengannya menjadi hal yang spesial dan paling ditunggu-tunggu.


6. Berdampingan dengan dia yang gila kerja memberi keuntungan tersendiri. Bersamanya kamu akan bekerja lebih giat dan jadi pribadi yang lebih baik lagi

Menjaga, melindungimu dengan segala keterbatasannya
Menjaga, melindungimu dengan segala keterbatasannya via favim.com
Jangan dikira dia hanya bekerja untuk dirinya sendiri. Menjadi workaholic adalah caranya untuk bisa mencapai kemapanan dan kehidupan yang lebih baik lagi di masa depan. Tentu saja, kamu sebagai pasangan adalah bagian dari kehidupannya di masa depan.
Selain itu, berdampingan dengannya akan membuat semakin terpacu menjalani pekerjaanmu. Kamu tentu tak akan mudah mengeluh atau berkeluh kesah perihal pekerjaan kepadanya. Melihat dia yang sanggup mengerjakan tugas yang berkali-kali lipat banyaknya justru membuatmu malu jika harus mengeluh padanya. Akibatnya, kamu pun akan lebih giat dan gigih menjalani pekerjaanmu sendiri dan bertumbuh jadi pribadi yang lebih baik lagi.


Gimana? Berpasangan dengan seorang workaholic tak seburuk yang dibayangkan, bukan? Berpacaran dengan siapapun sebenarnya sama saja, selama kamu dan pasanganmu bisa saling pengertian. Menghadapi seorang workaholic memang perlu kesabaran ekstra, tapi bukan berarti kita tak bisa menyesuaikan diri dengannya.
Semoga kamu dan pasanganmu selalu berbahagia, ya. :)

Perlukah Menggali Masa Lalu Pasangan Sebegitunya?


Rasa cemas dan insecure memang kadang bisa membantumu lebih cepat menyelesaikan masalah. Namun, itu ada syaratnya: kamu bisa menaklukkan rasa insecure itu dan tak membiarkan rasa itu menguasaimu. Jika kecemasanmu sudah mulai berlebihan dan tidak wajar, apalagi sudah meracuni hubunganmu dengan pasangan, itu berbeda lagi.
Setiap orang memiliki masa lalu masing-masing, tak terkecuali dirimu dan pasanganmu. Jangan biarkan rasa insecure membuatmu tergoda untuk bersikap kepo. Bagaimanapun, pasanganmu itu tetaplah manusia — dengan segala kekonyolan dan kebodohan yang pernah dilakukannya.
Sungguh, jauh lebih baik bagi kalian untuk kompak menatap masa depan.

Sebelum dengan pasanganmu sekarang, dulunya kamu juga pernah menjalin hubungan dengan seseorang. Jadi posisikan dirimu jika kamu menjadi pasanganmu. Apakah nyaman jika masa lalumu selalu diungkit?

Berhenti berharap justru jadi bentuk lain dari kekuatan
Masa lalu vs Masa Depan via www.anastasiosfilopoulos.com
Rasanya pasti nggak nyaman, bukan? Setiap orang memiliki kenangan-kenangan yang mungkin tidak akan terlupakan. Menginvestigasi pasangan dan marah-marah ketika kamu melihat foto mesranya bersama orang lain bukanlah sesuatu yang dewasa. Hubungan yang dewasa nggak akan membuatmu mengecek telepon pacar setiap saat ketika kalian bertemu, atau menerapkan ‘aturan’ wajib lapor 24 jam karena kamu seharusnya percaya bahwa pacarmu memang nggak akan main-main. Hari gini masih insecure tiap jam SMS pacar tanya lagi di mana? Duh… pacarmu butuh privasi juga, lho… Jangan sampai ia jadi nggak nyaman gara-gara setiap jam kamu tanya lagi di mana dan lagi apa.
Ingat, semua orang berhak atas privasinya sendiri. Meskipun ia pacarmu, bukan berarti kamu perlu tahu apa saja yang pernah ia lakukan dahulu, bukankah yang terpenting adalah bagaimana sikapnya terhadapmu kini? Selama ia nyaman dan bahagia bersamamu, kehidupan masa lalunya bukanlah sesuatu yang perlu kamu cari tahu sedalam-dalamnya.


Hanya karena dia nggak sengaja menyinggung mantannya padamu, bukan berarti dia belum move on. Ada beberapa orang yang memang nggak bisa dilupakan

Masa Lalu vs Masa Depan
Masa Lalu vs Masa Depan
“Baju kamu bagus, sayang. Beli di mana?”
“Ini hadiah kok, yang beliin mantan. Sebelum kamu.”
“KOK KAMU PAKE SIH? KAMU TEGA BANGET SAMA AKU!”
Memang sih beberapa orang ada yang nggak bisa move on, tapi ada juga yang bisa membicarakan mantannya tanpa ada perasaan apapun karena memang ia merasa hubungannya dulu sudah berakhir. Jika ia berani membicarakan mantannya dengan nada yang datar dan biasa saja, maka bisa dipastikan bahwa ia memang sudah benar-benar move on dari mantannya dahulu. Jika kamu masih merasa bahwa ia belum move on, kamu bicara baik-baik dengannya, bukan? Nggak perlu marah-marah dan menggunakan emosi yang berlebihan karena masa lalunya adalah bagian dari dirinya. Jika kamu nggak bisa menerima masa lalunya, maka bagaimana caranya kamu mau menerima ia sepenuhnya?

Apalagi, mantannya yang kamu permasalahkan juga mungkin nggak peduli lagi sama hubungan kalian. Dia juga sudah move on.

Masa Lalu vs Masa Depan
Masa Lalu vs Masa Depan
Stalking Facebook orang yang menjadi mantan kekasih pacarmu hanya akan membuatmu makin benci. Melihat foto-foto dan status kemesraan mereka dahulu tidak akan mengubah apapun. Hanya karena foto-foto bersama mantan pacar belum dihapus, bukan berarti ia belum move on. Ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan ia belum menghapus foto bersama orang yang kini menjadi pacarmu sekarang.
Lagipula, apa kamu pikir ia tahu kalau kamu suka stalking Facebook miliknya? Kalaupun iya, apa kamu berpikir bahwa ia akan peduli? Jadi sekali lagi, hentikan kebiasaanmu itu. Jika ia tahu betapa stresnya kamu saat ini, ia mungkin hanya akan merasa bahwa ia lebih baik dari dirimu yang sekarang. Maka biarkanlah ia dengan kehidupannya dan buat ia mengerti bahwa kamu tak peduli mengenai siapa dirinya.

Masa lalu adalah bagian dari diri kita yang tidak akan hilang meskipun waktu bergulir. Jangan buang energimu untuk hal-hal yang sudah terjadi.

Masa Lalu vs Masa Depan
Masa Lalu vs Masa Depan
Menyadari kenyataan bahwa masa lalu tidak bisa kita ubah akan membantu kita untuk ikhlas. Masa lalu adalah bagian dari diri kita yang memang nggak akan hilang bagaimanapun caramu untuk membuatnya enyah. Jadi jangan buang energimu untuk hal-hal yang sudah terjadi. Kamu dan pacarmu berhak untuk hubungan dan kehidupan yang lebih baik. Membiarkan rasa cemasmu menjalar hanya akan membuat hubunganmu tidak berjalan lancar. Siapa sih yang mau terus-terusan diungkit masa lalunya? Kamu juga nggak mau, ‘kan? Maka biarkan masa lalu ada pada tempatnya dan jangan kamu usik keberadaannya.

Lebih baik menjadikannya teman daripada harus bermusuhan. Bukankah pertemanan adalah hal yang menyenangkan?

Masa Lalu vs Masa Depan
Masa Lalu vs Masa Depan
Jika kamu mau dan mampu, bertemanlah dengan mantan kekasih pacarmu. Beberapa orang bahkan menjalin hubungan yang baik dengan mantan kekasih pacarnya dan mereka bisa membaur dengan baik. Lihat deh Mbak KD sama Ashanty. Apa mereka bermusuhan? Tidak. Mereka saling mengasihi dan mampu menyadari bahwa ada hal yang lebih penting untuk diperjuangkan daripada saling mengumbar luka.
Namun jika kamu merasa nggak mampu untuk berteman dengannya, maka tak perlulah kamu ikut-ikutan membenci mantan pacar kekasihmu. Toh sekarang yang berstatus kekasih kan kamu, bukan ia. Jadi belajarlah untuk melepaskan.

Kamu punya masa sekarang bersamanya. Masa depan pun bisa kalian rancang berdua. Tidakkah itu cukup membuatmu bahagia?

Masa lalu vs Masa Depan
Masa lalu vs Masa Depan via 41.media.tumblr.com
Menghakimi orang lain dan membuang-buang waktu untuk menunjukkan pada dunia bahwa kamu membenci mantan kekasih pacarmu adalah tanda bahwa hidupmu tidak terlalu menarik sehingga kamu sibuk untuk masuk ke dalam hidup orang lain. Berhentilah stalking dan mulailah untuk melakukan sesuatu yang lebih penting.
Kamu punya banyak waktu untuk dihabiskan dengan pacarmu sekarang. Masa depan pun bisa kalian rancang berdua. Bukankah itu sudah membahagiakan? Biarlah masa lalu menjadi bagian dari diri kalian masing-masing karena jika ia tidak membuat kesalahan dan berpisah, tak mungkin ia bersamamu sekarang. Justru dengan mengetahui bagaimana masa lalu pasanganmu, kamu bisa belajar kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sehingga hubungan kalian tak akan lagi terjatuh di lubang yang sama.

Rabu, 24 Juni 2015

hargailah wanita, jangan sakiti wanita. pilihlah wanita baik2.



Ibu bersalin akan mendapat pahala yang sama
besarnya dengana 70 tahun shalat dan puasa.
Setiap kesakitan pada satu uratnya, Allah
hadiahkan bagi Ibu yang melahirkan pahala
menunaikan haji.
Apabila seseorang perempuan merasakan sakit
karena akan melahirkan, maka Allah s.w.t.
mencatat baginya pahala orang yang berjihad
pada jalan Allah s.w.t.
Apabila seseorang perempuan melahirkan anak,
keluarlah dosa-dosa dari dirinya seperti keadaan
ibunya melahirkannya.