Senin, 24 Agustus 2015

bagaimana mencari jodoh terbaik


Bukan dengan pacaran. Melainkan dengan terus memperbaiki diri sendiri. Sekolah. Belajar mandiri. Melakukan aktivitas dan hobi yang bermanfaat. Menambah pengetahuan, teman, kenalan. Pun jika ingin bekerja, berbisnis, bisa dilakukan.
Jika di ujung cerita, kita ternyata tidak mendapatkan jodoh terbaik, tidak masalah, toh, kita telah tumbuh menjadi lebih baik, dengan pemahaman terbaik. Siap menerima skenario apapun dari Tuhan.
*Ada dua jenis kesusahan hidup itu:
1. Ujian, yaitu ketika Tuhan mengirimkan kesulitan hidup agar kita semakin matang, semakin tangguh dan bersyukur. Kesulitan yang datang padahal kita sudah senantiasa bekerja keras, bersyukur.
2. Azab, yaitu ketika Tuhan menghukum kita. Kesulitan yang timbul karena kita sendiri. Mulai dari yang ringan, sepert pemalas, menunda-nunda waktu, hingga yang serius mencuri, korup, berbohong, maksiat, berzina, dsbgnya.
Berhati-hatilah atas jenis yang kedua. Dan jangan mudah GR. Merasa Tuhan menguji kita, padahal terbentang jelas, Tuhan justeru mengirimkan peringatan, agar kita tahu diri.
*Sajak "Berterima-kasihlah"
Berterima-kasihlah pada orang-orang yang membuat sulit hidup kita.
Karena mereka mengajarkan
Besok-lusa kita tidak akan mempersulit orang lain.
Berterima-kasihlah pada orang-orang yang mengkhianati kita....
Karena mereka mengajarkan
Besok-lusa kita tidak akan jadi pengkhianat, apalagi menusuk dari belakang. No way.
Berterima-kasihlah pada orang-orang yang hanya ingat jika butuh
Tapi lupa dan pergi jika kita sedang masalah
Karena mereka mengajarkan
Besok lusa, ayolah, kita tidak akan menjadi orang seperti mereka
Kita bisa lebih baik.
*Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”
#Telat itu kalau kita ada janji, lantas datang terlambat. Telat jadinya.
Maka, jelas tdk ada itu 'telat menikah'. Lah, memangnya kita janji dgn siapa? Jika belum datang jodohnya terus bersabar. Tdk akan rugi orang2 yg bersabar.
Lagipula, menikah itu bukan lomba cepat2an. Kalau menikah itu harus dianalogikan dengan lomba, maka dia justeru lomba lama2an. Siapa paling lama, awet, langgeng, bahagia dunia akherat itu baru menang
#Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Termasuk "kebetulan2" yang menakjubkan
"Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu."
*Tidak perlu terburu-buru. Apalagi dalam urusan perasaan. Karena jikalau itu memang spesial, menunggu lama sekalipun itu tetap berharga. Tidak perlu cemas apalagi takut. Apalagi dalam urusan perasaan. Karena jikalau itu memang sejati, kita tidak akan cemas walau sesenti, sejauh apapun pergi, dia akan kembali.
#Berapa lama kita harus menunggu?
Tergantung. Boleh sebentar, boleh selamanya. Hanya saja, gantungkan harapan tersebut bukan ke orangnya/sesuatu; gantungkan harapan tersebut ke yang maha menguasai hati. Tempat seluruh pengharapan akan kembali.
Maka proses menunggunya boleh jadi berkah dan bermanfaat--pun kalau ujungnya tidak seperti yang kita inginkan di awal.
Jodoh itu rahasia Tuhan.
Yang namanya rahasia, kita mampu merobohkan gunung sekalipun, mengeringkan lautan, kalau tidak berjodoh, tidak akan pernah terjadi. Sebaliknya, mau benci setinggi bulan, mau menghindar ke ujung dunia, kalau memang berjodoh, tetap akan terjadi, ada saja jalannya.
#Banyak sekali yg paham dan setuju saat membaca kalimat ini. Sayangnya, lebih banyak yg cuma setuju di dunia maya, di dunia nyata tetap saja galau, memaksakan cerita, tidak sabaran, bahkan pacaran, menghabiskan waktu sia-sia. Kenapa nggak ditunggu saja sih? Sambil terus belajar banyak hal, memperbaiki diri sendiri.
Jodoh kalian sudah menunggu dengan manisnya. Tinggal seberapa tangguh keyakinan kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar