Kamis, 21 Agustus 2014

Emas, Investasi Anti Inflasi


Harga emas yang terus melambung sejak krisis global tahun 2008 silam membuat banyak orang tertarik berinvestasi emas, khususnya emas batangan. Mereka berharap dapat meraup keuntungan tidak sedikit dari komoditas yang terkenal anti inflasi ini. Investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membeli emas batangan, emas pehiasan, gadai emas melalui perbankan, atau perdagangan berjangka.
Bagi Anda yang berkategori pemula dan berencana untuk berinvestasi emas, disarankan agar berinvestasi melalui emas batangan, dibandingkan perhiasan.
Sebab, harga emas batangan cenderung lebih stabil dan tidak ada potongan yang besar ketika akan dijual kembali.
"Pilih emas batangan minimal 25 gram. Sebab, kalau yang beratnya kecil jatuhnya lebih mahal. Kalau punya uang cukup banyak, lebih baik beli yang 100 gram, harganya lebih murah terpaut sampai Rp 35.000 per gramnya dibanding dengan ukuran berat kecil," kata Liliana Indriawati, seorang pengusaha emas dari Jakarta.
Menurut dia, ada baiknya juga jika membeli emas di atas 100 gram. Ini karena selisih harga jual dan beli tidak terlalu tinggi, sehingga investor tidak akan rugi banyak jika sewaktu-waktu berencana untuk menjual kembali.
"Misal emas 100 gram dijual Rp 540.000 per gram, lalu dibeli seharga Rp 530.000 per gram, selisihnya sekitar Rp 10.000-Rp 15.000 saja. Tetapi untuk ukuran lima gram dijual Rp 560.000 per gram, dan biasa dibeli Rp 530.000 per gram. Selisihnya sampai Rp 30.000. Ini terjadi karena harga jual setiap batang emas berbeda-beda, namun harga beli kembali itu rata-rata menggunakan standar harga beli ukuran 100 gram. Makanya saya anjurkan yang 100 gram," ujarnya.
Jual saat harga naik
Investasi emas itu mudah. Jika harga emas turun, segera beli, kemudian ketika harga emas naik, segera jual. Jika pemilik emas memerlukan uang dalam waktu mendadak, dia menyarankan untuk menggadaikannya. Terutama jika masih suka dengan emas yang dimiliki, dan masih ingin memiliki meskipun harga gadai selalu jauh dari harga jual pasaran. Namun jika belum membutuhkan uang, sebaiknya emas disimpan di rumah atau di safety deposit box.
"Di bank-bank pemerintah lebih aman karena dijamin pemerintah. Biayanya juga murah, ada yang setahun Rp 250.000, dan ada yang cuma Rp 150.000," katanya.
Ahmad Gozali, perencana keuangan di PT Safir Senduk mengatakan, dalam menghitung keuntungan investasi emas, tinggal menghitung berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli emas, kemudian bandingkan dengan uang yang diterima jika  menjualnya sekarang. Selisihnya adalah keuntungan atau kerugian. Cukup berpatokan pada uang cash yang dikeluarkan dan didapat.
"Investasi emas baru terasa keuntungannya secara siginifikan dalam jangka waktu yang lama. Setidaknya satu tahun kemudian. Emas memang sebaiknya tidak untuk spekulasi jangka pendek. Selain itu, pemilihan pecahan juga akan mempengaruhi keuntungan yang diterima. Jika membeli emas logam mulia dengan pecahan yang lebih besar seperti 25 gram, 50 gram, atau 100 gram, biasanya selisih antara harga jual dan harga beli akan lebih tipis sehingga kemunginan untuk bisa lebih besar daripada pecahan kecil," paparnya.
Nah, apakah Anda siap untuk memulai investasi emas. Emas seperti asal muasalnya akan tetap mulai dan menjadi emas sepanjang masa. (bn/diolah dari berbagai sumber/www.images.google.com)
FOLLOW @nurahmadsoleh23 dan sumber @ciputraentreprenuership

Tidak ada komentar:

Posting Komentar