Senin, 19 Oktober 2015

Generasi Sandwich: Menyiasatinya (3)

artikel ini dikutip dari detik finance

Aidil Akbar - detikfinance
Senin, 19/10/2015 06:58 WIB
Generasi Sandwich: Menyiasatinya (3)
Jakarta -Jadi bagaimana cara kita mensiasati apabila kita menjadi Generasi Sandwich? Pertama-tama adalah mengidentifikasi kebutuhan kita.

Bersama dengan pasangan, kita harus menghitung kebutuhan keluarga inti seperti kebutuhan pendidikan anak serta kebutuhan pensiun kita nanti. Melakukan perhitungan untuk keluarga inti kita biasanya akan dengan mudah dilakukan karena kita sedang menjalani hidup tersebut saat ini.

Akan tetapi memperhitungkan untuk kebutuhan orang tua kita nanti tidaklah mudah. Kebutuhan harian untuk orang tua kita biasanya tidak terlalu besar terutama apabila orang tua kita tersebut tinggal bersama kita.

Akan tetapi kebutuhan yang paling besar nantinya adalah biaya-biaya pengobatan dan biaya pengurusan jangka panjang (Long-Term Care). Biaya ini agak sulit untuk dapat diprediksikan dikarenakan besarannya akan sangat tergatung dari jenis penyakit dan kebutuhan pertolongan yang diperlukan oleh orang tua kita.

Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan melihat sejarah kesehatan keluarga seperti misalnya berapa lama kakek atau nenek kita hidup? Umur berapa mereka meninggal dan sebab-sebab mereka meninggal dunia.

Apakah mereka mempunyai sejarah penyakit stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Dengan mengetahui sejarah ini kita dapat memperkirakan apabila kebutuhan tersebut terjadi di orang tua kita nanti sehingga kita bisa mempersiapkan dana darurat untuk menutupi kebutuhan tersebut.

Kedua, kita harus melakukan analisa keuangan kita. Hitung nilai kekayaan bersih kita antara aset-aset atau harta yang kita miliki dengan utang-utang kita.

Apabila nilai aset kita negatif maka kita harus mengupayakan untuk menjadi positif dengan cara membayar utang-utang tersebut misalnya. Kita juga harus melihat kelebihan dana bulanan kita apabila setiap bulan kita negative atau tidak memiliki kelebihan dana setiap bulan, maka harus diusahakan untuk menjadi positif cash flow.

Berikutnya kita harus membiasakan untuk menabung dan berinvestasi lebih banyak dari sebelumnya. Setelah menghitung kebutuhan bulanan serta tujuan-tujuan investasi seperti biaya sekolah anak dan biaya pensiun serta pembelian aset-aset, maka akan didapatkan persentase dari penghasilan kita yang harus disisihkan setiap bulan.

Nah, persentase dari tabungan atau investasi bulanan ini harus diperbesar jumlahnya sehingga kita memiliki kelebihan dana yang diinvestasikan yang dapat digunakan kemudian hari. Saat ini masyarakat kita dimanjakan dengan imajinasi akan hidup enak serta terbiasa dengan hidup konsumtif.

Hal ini akan membahayakan keuangan kita di kemudian hari apabila kita tidak melakukan tabungan dan investasi dari sekarang.

Hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah apabila dana bulanan kita belum bisa mencukupi kebutuhan tabungan dan investasi bulanan kita tidak perlu panik. Kita masih bisa tetap berusaha mencari tambahan penghasilan, atau istri bekerja tambahan dan lain-lain yang bisa memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.

Dan jangan lupa seiring dengan perjalanan karir kita maka karir kita akan naik juga yang akan berakibat dengan naiknya penghasilan kita. Pada saat penghasilan kita meningkat itulah kita bisa menabung lebih banyak untuk mengganti tabungan atau investasi yang belum atau kurang kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya.

Terakhir kita harus memberikan prioritas akan kebutuhan keuangan kita. Ketika kita membuat daftar akan kebutuhan-kebutuhan keuangan kita harus memberikan skala prioritas dari kebutuhan tersebut sehingga kita akan menabung dan berinvestasi sesuai dengan skala prioritasnya.

Contoh lain apabila tiba saatnya kita harus mengirimkan anak kita sekolah akan tetapi dananya masih kurang, maka prioritas yang harus dikorbankan adalah kita tidak dapat pensiun dipercepat atau malah harus bekerja lebih lama lagi dari umur pensiun yang sudah ditentukan di awal.

Hal terakhir yang harus diingat ketika kita menjadi Generasi Sandwich adalah bahwa kita tidak harus melakukan hal ini sendirian. Sebagai anak kita memiliki tanggung jawab untuk mengurusi orang tua kita secara bersama-sama.

Meskipun pada saat mengurusi orang tua kita belum tentu dapat melakukannya dengan porsi yang sama akan tetapi kita dapat membagi-bagi tugas. Kita harus membuat pembagian tugas yang adil sesuai dengan kemampuan dari masing-masing anak.

Seorang anak dengan penghasilan yang lebih dan dapat mendukung kebutuhan keuangan orang tuanya dapat memberikan bantuannya secara financial. Seorang anak lain yang menjadi ibu rumah tangga secara penuh sehingga dapat mengurus orang tuanya dapat berbagi tugas dengan mengurus orang tuanya secara penuh waktu tanpa perlu memikirkan biaya pengurusan karena akan ditanggung oleh anak lain yang cukup secara financial.

Hal terpenting dalam melakukan tugas sebagai Generasi Sandwich adalah komunikasi secara terbuka di antara anak-anak dan orang tua sehingga tidak terjadi keributan atau kesalah pahaman di antara kita.

Generasi Sandwich: Baby Buster (2)

Artikel ini dikutip dari detik finance

Aidil Akbar - detikfinance
Jumat, 16/10/2015 07:05 WIB
Generasi Sandwich: Baby Buster (2)
Jakarta -Setelah terpotong beberapa artikel dengan topik berbeda, kalau masih ingat dalam tulisan sebelumnya sudah dibahas tentang Generasi Baby Boomer dan bagaimana pola berfikir mereka tentang investasi dan apa saja bentuk investasi yang dilakukan oleh generasi Baby Boomer ini di Indonesia.

Setelah generasi Baby Boomer, maka lahirlah Generasi Baby Buster. Sebelum kita mulai melakukan persiapan sebagai Generasi Sandwich ada baiknya kita melihat data-data yang berlaku saat ini. Data ini dikeluarkan oleh biro statistic dan berlaku secara umum untuk kawasan Asia termasuk Indonesia.

Data pertama mengatakan bahwa kita akan hidup lebih lama. Data menunjukan di tahun 1957 umur hidup untuk bayi laki-laki yang lahir pada saat itu adalah mencapai usia 55,8 tahun sedangkan untuk bayi perempuan bisa mencapai usia 58,2 tahun.

Saat ini bayi laki-laki yang lahir diharapkan dapat bertahan hidup mencapai usia 70 tahun sedangkan bayi perempuan bisa mencapai usia 75 tahun. Mengapa hal ini terjadi?

Ilmu kedokteran dan obat-obatan yang sangat maju membuat banyak ditemukannya metode serta obat-obat baru untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang dahulu belum dapat disembuhkan dan menjadi penyebab kematian fatal.

Dengan semakin majunya ilmu kedokteran maka harapan hidup seseorang akan semakin panjang. Apa artinya ini bagi dunia keuangan kita? Dengan dapat hidup semakin panjang dan lama berarti persiapan dana pensiun untuk diri kita serta orang tua kita harus dapat bertahan lama dan diperpanjang.

Data kedua menunjukan bahwa jumlah anak-anak kita semakin hari semakin sedikit. Pada tahun 1960an sebuah keluarga secara rata-rata memiliki 5-6 orang anak.

Data pada tahun 2000 menunjukan keluarga muda saat ini rata-rata hanya memiliki 2-3 orang anak. Apa artinya bagi keuangan kita? Semakin hari semakin sedikit orang-orang yang harus menanggung beban dan tanggung jawab untuk mengurusi orang tua kita.

Dengan semakin sedikitnya jumlah anak tersebut setiap anak harus memberikan konstribusi yang lebih banyak untuk membantu orang tua mereka dibandingkan apabila anak-anak dalam satu keluarga tersebut berjumlah banyak.

Data ketiga menunjukan bahwa banyak orang yang menunda perkawinan atau menikah ketika usia sudah lebih tua. Data tersebut mengatakan bahwa antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2000 umur rata-rata menikah untuk laki-laki meningkat dari 26,6 tahun menjadi 28,6 tahun sedang kan untuk wanita meningkat dari 23,5 tahun menjadi 25,1 tahun.

Apa artinya ini bagi keuangan kita? Masa pensiun dari orang tua tersebut akan baru akan tercapai ketika anak-anak mereka masih kuliah di kampus atau baru selesai kuliah dan sedang atau baru mulai bekerja.

Data terakhir menunjukan bahwa semakin banyak keluarga yang tinggal berjauhan dalam keluarga-keluarga baru yang lebih kecil. Data di tahun 1985 menunjukan bahwa dalam kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 1980 sampai 1984 telah terjadi peningkatan keluarga “nuclear family” dari 55 persen keluarga menjadi 63 persen.

Hal ini berarti semakin sedikitnya orang-orang yang dapat menolong anggota keluarga (orang tua mereka sendiri) karena mereka hidup terpisah-pisah. Apabila orang tua mereka memerlukan pengurusan secara lengkap (sering disebut dengan istilah Long-Term Care), maka salah orang anggota keluarga (anak) harus mengurus orang tua mereka secara penuh (full time) yang berarti anak tersebut (biasanya anak perempuan) tidak dapat bekerja untuk mencari penghasilan untuk keluarga mereka.

Kembali ke generasi Baby Boomer yang sudah dibahas sebelumnya, maka anak dari generasi Baby Boomer ini adalah yang disebut dengan generasi Baby Buster. Generasi Baby Buster adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1960 sampai 1980.

Generasi ini yang sekarang banyak bekerja di perusahaan-perusahaan dengan tingkat dimulai dari staf biasa, supervisor, manajer muda sampai manajer senior. Sebagian kecil bahkan sudah menjadi bagian dari eksekutif muda dan Direktur di berbagai perusahaan.

Generasi ini yang kemudian bertanggung jawab untuk membantu kebutuhan orang tua mereka baik kebutuhan bulanan untuk bertahan hidup dimasa pensiun maupun kebutuhan lain seperti obat-obatan.

Banyak juga dari generasi ini yang mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidup serta mencukupi keluarga mereka sendiri. Sehingga untuk menanggung beban keluarga sendiri dan orang tua menjadi sangat berat.

Beban hidup yang sudah berat ini kemudian akan semakin diperberat dengan keberadaan anak-anak mereka. Sebagian dari Generasi Baby Buster telah memiliki anak yang lahir di tahun 1980 sampai 1990an yang kemudian disebut dengan Generasi X.

Generasi X yang lahir di awal-awal tahun 1990an sudah mulai memasuki bangku kuliah bahkan beberapa di antara mereka yang mulai memasuki dunia pekerjaan.

Sementara generasi yang lahir di awal tahun 1980an sudah mulai menapaki karir mereka di dunia pekerjaan. Dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi, banyak perusahaan yang ditutup menyebabkan tingginya tingkat pengangguran.

Banyaknya penganguran yang mencari kerja membuat Generasi X yang baru lulus dari SMA atau bangku kuliah yang juga mencari kerja akan semakin sulit dan kompetitif. Belum lagi apabila dilihat dari pengalaman kerja yang hampir tidak ada bagi Generasi X ini, membuat tingkat pengaguran akan semakin meningkat dengan banyaknya lulusan angkatan baru yang tidak terserap di dunia kerja.

Beberapa dari Generasi X ini yang sudah siap untuk menikah dan berumah tangga meskipun secara financial mereka belum siap. Yang terjadi selanjutnya adalah kita yang terjepit di tengah sebagai Generasi Baby Buster harus mengurusi masa pensiun Generasi Orang Tua kita atau Baby Boomer dan saat yang bersamaan juga mengurusi generasi anak-anak kita yaitu Generasi X.

Jadi bagaimana cara kita mensiasati apabila kita menjadi Generasi Sandwich ini?

Generasi Sandwich: Baby Boomer (1)

Artikel Ini Dikutip Dari Tulisan Master Financial Planner

Aidil Akbar - detikfinance
Selasa, 15/09/2015 07:35 WIB
Generasi Sandwich: Baby Boomer (1)
Jakarta -Kurang lebih 11 tahun lalu, saya pernah membahas topik ini, sayangnya tidak ada yang merespons, karena masih banyak orang yang belum paham tentang hal ini.

Pertanyaan banyak orang adalah, 'apa itu Generasi Sandwich?' Apabila kita mengamati bentuk makanan orang barat berupa Sandwich, Hamburger, atau Hot Dog, terdapat kesamaan atas makanan tersebut yaitu lauk yang biasanya berupa daging atau sosis dijepit dengan roti dari atas dan bawah.

Analogi ini dapat dipakai untuk memberikan julukan bagi generasi yang terjepit antara mengurusi orang tua dan mengurusi anak pada saat yang bersamaan terutama secara finansial/keuangan, sehingga disebut juga dengan Generasi Sandwich.

Mengapa Generasi Sandwich ini bisa terjadi? Kepada siapa GS ini akan terjadi? Dan bagaimana kita menyiasatinya? Dalam hal terjadinya Generasi Sandwich ini kita tidak perlu mencari siapa kambing hitam atau siapa penyebabnya dikarenakan hal ini terjadi karena proses yang cukup panjang dari generasi ke satu atau orang tua kita ke generasi kita dan anak kita. Proses yang berkepanjangan tersebut akan melibatkan tiga generasi saling tumpang tindih.

Uniknya Generasi Sandwich ini banyak terjadi di negara-negara Asia baik yang sudah maju maupun yang belum maju. Mengapa? Kultur masyarakat Asia yang hampir selalu membuat sang anak (biasanya anak tertua) untuk bertanggung jawab dan mengurusi orang tua mereka pada saat orang tua tersebut pensiun, tua, dan sakit-sakitan.

Hal ini tidak terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), dikarenakan hubungan keluarga antara anak dan orang tua yang tidak akrab dibandingkan dengan di banyak negara di wilayah Asia.

Bagaimana Generasi Sandwich ini bisa terjadi? Dikarenakan melibatkan tiga generasi; orang tua-kita-anak kita maka ada baiknya kita membahas penyebab terjadinya di setiap generasi.

Pada saat orang tua kita ada biasanya mereka lahir di masa perang atau setelah perang dunia ke II. Generasi ini sering juga disebut dengan Generasi Baby Boomer.

Masa muda, kuliah, bekerja, dan menikah mereka biasanya terjadi di sekitar tahun 1955-1970an. Tahun-tahun tersebut adalah tahun di mana masa-masa masih sulit khususnya di Indonesia dan bagi sebagian besar negara di wilayah Asia karena negara-negara ini baru keluar dari Penjajahan Barat, Merdeka, dan sedang mencoba untuk bisa menghidupi negara masing-masing.

Buat para orang tua kita saat itu pekerjaan yang paling aman dan menjamin kehidupan masa depan mereka dan keluarga adalah, dengan menjadi pegawai pemerintah atau disebut juga dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sampai sekarang pun masih banyak orang tua (khususnya yang masih tinggal di kota-kota kecil) yang menginginkan anaknya kelak untuk bekerja menjadi PNS.

Bagi mereka PNS memberikan keamanan pekerjaan yang terjamin, tunjangan kesehatan dari pemerintah, tunjangan beras dan kebutuhan rumah tangga, serta tunjangan pensiun bila waktunya tiba.

Di zaman orang tua kita ini belum dikenal sama sekali istilah Perencana Keuangan. Hanya orang-orang yang pintar saja yang mulai mengerti untuk memutarkan uang mereka dan biasanya mereka menginvestasikan uang mereka ke tanah, rumah dan bangunan.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan jumlah penduduk yang saat itu masih sedikit (banyak orang yang meninggal di masa perang dan pemberontakan setelah perang) sehingga harga tanah dan rumah masih sangat murah saat itu.

Simpanan berupa tanah dan bangunan ini yang biasanya dipergunakan untuk keperluan di masa depan, termasuk di antaranya untuk biaya pendidikan anak, perkawinan anak, dan pensiun.

Akan tetapi tidak banyak Generasi Orang Tua kita yang seberuntung dan mengerti untuk memutarkan dana mereka. Sehingga bila tiba saatnya mereka perlu biaya untuk pendidikan anak, perkawinan, dan pensiun serta masa tuanya mereka tidak memiliki dana atau hanya sedikit memiliki dana untuk itu.

Orang tua kita cenderung akan menggantungkan hidup mereka dari dana pensiun yang diberikan oleh pemerintah, yang apabila nilainya diukur untuk masa sekarang sangatlah minim untuk bisa mempertahankan hidup bulanan.

Kekurangan tersebut akan menjadi besar dengan adanya biaya-biaya lainnya seperti biaya rumah sakit. Banyak dari orang tua kita yang mengidap penyakit seperti Jantung, Kolesterol, Darah Tinggi, Kencing Manis, dan penyakit lainnya yang mayoritas disebabkan oleh makanan yang salah.

Ketika bertemu dengan klien yang para orang tua ini banyak dari mereka yang bercanda bahwa penyebab mereka terkena penyakit-penyakit tersebut dikarenakan pada saat mereka kecil zaman masih susah, dan mereka tidak bisa makan enak.

Ketika mereka sudah bekerja dan memiliki uang mereka memakan apa saja tanpa memperhitungkan efeknya di masa mereka tua yang berakibat ke penyakit-penyakit tersebut.

Apabila kita renungkan hal tersebut bisa saja menjadi penyebab utama terjadinya penyakit-penyakit yang memerlukan biaya perawatan yang besar yang dapat menyebabkan kematian.

Minimnya dana untuk pembiayaan semasa pensiun dan obat-obatan apabila menderita penyakit menyebabkan banyak Generasi Orang Tua kita yang kemudian menggantungkan hidup kepada Generasi Sekarang (generasi kita) yang sering disebut dengan Generasi Baby Buster.

Minggu, 18 Oktober 2015

Pasangan Yang Tulus Mencintai, Tidak Pernah Lupa Melakukan Hal-Hal Ini


Dalam sebuah hubungan, kamu dan pasanganmu tak selalu mencintai sama dalamnya. Mungkin kamu merasa sebagai orang yang paling mencintai dalam hubungan itu — mungkin pula justru pasanganmu yang merasa seperti itu. Namun, perihal siapa yang mencintai atau dicintai lebih dalam ini tak akan jadi masalah jika hubunganmu didasari pada semangat yang tulus.
Apa saja yang menunjukkan bahwa kamu dan pasanganmu sudah benar-benar tulus dalam menjalani hubungan? Bagaimana kalian bisa tahu bahwa apa yang kalian lakukan sudah benar?

1. Kamu dan Pasanganmu Takkan Sengaja Membuat Satu Sama Lain Cemburu

tidak saling merasa cemburu
tidak saling merasa cemburu via kuow.org
Memang benar, cemburu itu tanda sayang. Ketika cemburu, kamu sebenarnya sedang takut kehilangan. Namun perilaku cemburu ini ada batasnya. Jika terlalu sering, apalagi untuk hal-hal yang sebenarnya remeh, bisa jadi hubungan kalian tak cukup punya rasa percaya. Jika sampai sengaja membuat pasangan kalian cemburu, itu artinya kalian masih meragukan rasa sayang masing-masing terhadap yang lain.
Jika kamu dan pacarmu benar-benar tulus mencintai, kalian akan merasa cukup dengan perhatian serta kasih sayang yang selama ini diberikan. Tidak perlu lagi harus “memanas-manasi” pacarmu supaya merasa cemburu dan membuatmu yakin dengan rasa sayangnya. Perhatian sederhana serta setiap waktu yang dihabiskan bersama sudah cukup membuktikan bahwa rasa sayang itu tetap ada dan tidak akan pergi ke mana-mana.

2. Ketika Ada yang Perlu Kamu Sampaikan, Kamu Akan Jujur Mengatakannya

Tidak takut untuk berbicara jujur
Tidak takut untuk berbicara jujur via traumacounselingnyc.com
Berpacaran bagi kalian yang saling mencintai tidak hanya untuk berbagi kasih sayang, perhatian, serta hal-hal romantis lainnya. Berpacaran juga merupakan kesempatan untuk saling mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih kuat. Kalian berani untuk berkata jujur satu sama lain, meskipun itu berupa kritik yang tidak ingin didengar oleh pacarmu.
Kamu berani untuk mengkritik sifat malas pacarmu yang sering menjadi penghambat kegiatan dia setiap harinya. Pacarmu pun tidak ragu untuk jujur mengenai sifat manjamu yang kerap menyusahkan banyak orang. Tidak ada rasa takut akan menyakiti hati pacarmu karena kalian telah sama-sama tahu bahwa setiap kritik dan kejujuran yang diungkapkan, semuanya demi diri kalian yang lebih baik lagi.


3. Walau tak ada yang melarangmu, kamu menahan diri dari godaan mengecek ponselnya

Memberikan dia privasi
Memberikan dia privasi via www.mikehenryphoto.com
Pasangan yang benar-benar saling mencintai pasti juga saling menghargai dan menghormati, terutama mengenai privasi. Menurut kalian, memeriksa telepon seluler pacar atau bahkan meminta kata sandi akun media sosialnya sama sekali tidak diperlukan. Kalian tahu bahwa itu adalah area pribadi yang tidak berhak kalian masuki, sedekat apapun hubungan yang kalian miliki.
Berpacaran bukan berarti harus selalu mengetahui dengan siapa dia sedang berkirim pesan instan, siapa yang meneleponnya, atau apa yang sedang dia pikirkan. Kalian paham bahwa itu adalah privasi, yang tidak perlu untuk dibagi. Kalian membiarkan ruang privasi itu tetap ada, menghormati keberadaannya, dan merasa cukup dengan perhatian, kasih sayang, hingga cerita sehari-hari yang tidak pernah lupa kalian bagi.

4. Walau Kalian Menghargai Waktu Bersama, Kalian Juga Punya ‘Slot’ Waktu Untuk Diri Sendiri

Memiliki waktu sendiri
Memiliki waktu sendiri via www.axisresidentialtreatment.com
Semakin lama menjalin hubungan, kalian semakin mengerti bahwa berpacaran tidak harus selalu bersama setiap waktu. Lebih baik lagi, kalian pun paham untuk tetap menjaga kemandirian dan menikmati hidup kalian masing-masing. Kamu suka menonton serial drama Korea, pacarmu suka bermain DoTA. Keduanya tidak bisa dilakukan bersama, karena pacarmu tidak suka menonton drama dan kamu pun tidak paham bermain DoTA. Tetapi dengan memberikan waktu dan pengertian bahwa kalian butuh waktu pribadi, kalian bisa tetap melakukan apa yang kalian suka walaupun tidak secara bersama dan di tempat yang berbeda.
Di sisi lain, memiliki waktu pribadi juga dapat membuat kamu untuk tetap menjadi dirimu. Kamu tetap tahu apa yang kamu suka, apa tujuan hidupmu. Bersamanya kamu tidak akan kehilangan arah dan dirimu, tetapi justru semakin tahu siapa dirimu dan ke mana tujuan hidupmu kelak.


5. Kalian Mengakui Kelemahan Masing-Masing, dan Membiarkan Pasangan Masing-Masing Mengisinya

boy-camera-couple-cute-fashion-Favim.com-453875
Kalian mengakui kelemahan masing-masing via ddlove.pinger.pl
Menjalin hubungan yang begitu dekat dan lama, pastilah kalian sudah saling mengetahui kelebihan dan kelemahan satu sama lain. Kamu yang sabar dan pelupa, sedangkan dia yang cuek tapi memiliki memori yang kuat. Mungkin kamu sering merasa capek dengan sifat cueknya. Tapi dengan kesabaran yang dimiliki, kamu bisa mengerti sifatnya itu. Di sisi lain, pacarmu juga tidak jarang kesal dengan kamu yang sering lupa dengan kewajibanmu sendiri. Namun, dia berusaha membantu mengikatkanmu dengan kemampuan mengingatnya yang cukup baik.
Seseorang yang mencintai dengan tulus tidak akan memanfaatkan kelemahan pasangannya untuk merasa diri berada dalam posisi yang lebih tinggi. Sebaliknya, dia akan berpikir keras bagaimana dia dan pasangannya bisa berjalan beriringan bersama. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih memegang kendali. Kalian berdua setara, mengendalikan hubungan dengan dua kepala. Semua kelemahan diri bisa tertutupi karena kalian saling menguatkan.


6. Walau Ada dari Dirinya yang Tak Kamu Mengerti, Kamu Tetap Membiarkannya Berlaku Sebagaimana Dia

Biarkan dia apa adanya
Biarkan dia apa adanya via justjared.com
Mustahil rasanya jika kamu benar-benar menyukai semua yang ada dan dimiliki oleh pacarmu. Pasti tetap ada satu atau dua hal yang tidak kamu sukai dari dirinya. Mungkin sifatnya yang pendiam, sering menghadirkan suasana canggung di antara kalian berdua. Atau penampilannya yang tidak mengikuti tren, membuatnya terlihat lusuh dan tidak enak dipandang. Tapi dari semua kekurangan dia itu, tidak pernah sedikitpun kamu ingin mengubahnya.
Kamu ingat bahwa kalian saling jatuh cinta karena merasa nyaman dan aman satu sama lain. Sifat dan sikap alami yang dimilikinya, sudah cukup bagimu untuk selalu ingin berada di sampingnya. Tidak perlu ada yang dirubah karena itu akan mengurangi rasa nyaman yang selama ini membuat kalian jatuh cinta. Yang diperlukan hanyalah rasa untuk saling mengerti dan berdamai dengan kekurangan yang dimiliki, tanpa melupakan kewajiban untuk terus berusaha menjadi yang terbaik satu sama lain.


7. Kamu dan Dia Tidak Saling Berkompetisi, Namun Bekerjasama dan Berkompromi

Cari rekan yang bisa diajak bekerja bersama
Cari rekan yang bisa diajak bekerja bersama via www.nanyangchronicle.ntu.edu.sg
Jarang sepertinya ada hubungan yang selalu berjalan dengan romantis dan tenang-tenang saja. Walaupun jarang, pertengkaran atau perbedaan pendapat pasti pernah terjadi dalam sebuah hubungan, sebahagia apapun kelihatannya. Namun pada pasangan yang saling mencintai, pertengkaran atau perbedaan pendapat ini bukanlah sebuah kompetisi untuk menentukan siapa yang benar dan salah, melainkan cara untuk saling berkompromi.
Adu argumentasi saat bertengkar memang tidak dapat dielakkan. Tapi kalian tahu, ini bukan pertandingan di cabang olahraga, di mana harus ada yang menang dan kalah. Kalian saling menerima argumentasi dan mencari jalan keluar terbaik; yang bisa memberikan rasa lega dan senyum sesudahnya.

8. Kalian Saling Membebaskan, Bukan Memenjarakan

Saling memberi kebebasan
Saling memberi kebebasan via paharigirls.blogspot.com
Pasangan yang saling mencintai tahu bahwa memberikan batasan hanya akan membuat hubungan “jalan di tempat” dan menimbulkan rasa keterpaksaan. Oleh karena itu, mereka tidak ragu untuk saling memberikan kebebasan selama itu masih dalam batas kewajaran.
Misalnya, kamu memang memperbolehkan pacarmu untuk pergi dengan siapapun dan hingga jam berapapun. Tapi di sisi lain, dia pun perlu untuk memberimu kabar dan meyakinkan bahwa bisa menjaga diri dengan baik. Kamu juga memberikan pacarmu kebebasan untuk melakukan hal yang dia mau dalam hidupnya. Kamu sadar bahwa itu diperlukan olehnya sebagai pengembangan diri. Namun selain mendukungnya, kamu juga tidak lupa untuk mengingatkan pacarmu untuk bertanggung jawab atas apa yang dia akan lakukan kelak dan memastikan bahwa yang dilakukannya memiliki manfaat yang baik untuk dirinya.

9. Bagi Kalian, Membanding-Bandingkan Apa yang Kalian dan Pasangan Lain Rasakan adalah Haram

Jangan pacaran kalau cuma karena cinta!
Membanding-bandingkan adalah haram via truephotography.com
Antara hubungan satu dan hubungan lainnya tidak akan pernah bisa dibandingkan. Setiap hubungan memiliki nilai spesialnya masing-masing, yang hampir pasti berbeda dengan hubungan lainnya. Pasangan jarak jauh sangat menikmati momen di mana mereka akhirnya bertemu, pasangan berbeda agama sangat mensyukuri waktu di mana akhirnya mereka diberi restu. Mungkin perasaan senang yang dirasakan hampir serupa, namun mereka tetap memiliki perjuangan masing-masing yang tidak bisa dibandingkan.
Pasangan yang benar-benar saling mencintai paham bahwa tidak ada gunanya membandingkan hubungan mereka dengan orang lain. Apa yang mereka miliki serta lalui tidak akan pernah sama dan daripada membandingkan, mereka lebih memilih untuk mensyukuri hubungan yang sedang dijalani.

10. Tidak Ada Rasa Takut Untuk Ditinggalkan, Karena Kalian Tahu Tak Ada yang Akan Meninggalkan

pasangan nggak tepat
Tidak ada yang akan meninggalkan via www.hillcitybride.com
Kunci utama sebuah hubungan adalah kepercayaan. Dengan memberikan kepercayaan, kamu akan merasakan hubungan yang tenang. Hubungan tenang seperti inilah yang dijalani oleh pasangan yang saling mencintai.
Kalian tidak ragu untuk memberikan kepercayaan kepada pasangan, kalian juga tidak masuk ke ruang privasi yang tidak seharusnya. Rasa percaya selalu dipegang teguh dan akhirnya kalian bisa berdamai dengan rasa cemburu yang dulu sempat melanda. Kalian pun telah berkomitmen untuk saling menghargai dan menghormati rasa percaya yang diberikan satu sama lain. Tidak ada lagi rasa takut akan ditinggalkan karena kalian tahu bahwa tidak akan ada yang pergi meninggalkan.

Itulah hal-hal yang selalu dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai. Apakah kamu termasuk di dalamnya?
Artikel ini terinspirasi dari laman Elite Daily. Artikel asilinya bisa dilihat disini.

Jumat, 16 Oktober 2015

Sebuah Syukur Tak Berkesudahan — Semoga Kamu Adalah Doa yang Dikabulkan Tuhan :)

Sampai saat ini setiap punya kesempatan memandangimu lama saya bertanya kebaikan apa yang sudah saya lakukan sebagai manusia. Perasaan saya ini masih banyak kurangnya. Kadang lupa berdoa. Lebih sering merayu Tuhan hanya saat ada maunya. Tapi dia tetap memberi sumber kehangatan di dada. Kehadiranmu, jadi buktinya.

Sepanjang hidup sudah banyak episode doa yang saya alami. Mulai dari doa yang dijawab dengan gelengan pasti, diiyakan dengan imbuhan ‘Nanti’, sampai ditolak karena Ia lebih tahu apa yang harus diberi. Bersamamu kali ini adalah antitesis dari seluruh perjalanan doa yang pernah terjadi.
Kamu adalah doa yang terkabulkan. Untuk itu saya mengucap syukur tak berkesudahan.

Lantai kamar dan sujud panjang jadi saksinya. Sempat ada doa untuk meminta pasangan yang menghargai jeda

Ada keinginan mendapatkan pasangan yang menghargai jeda
Ada keinginan mendapatkan pasangan yang menghargai jeda via bridalmusings.com
Bertahun-tahun lalu dalam malam-malam panjang yang sepi, sempat saya paksa diri bangun tengah malam untuk mencium kakiNya yang paling suci. Saat itu rasanya tubuh ini sudah kehabisan kendali. Selepas dihajar rentetan kehilangan dan patah hati bantuanNya jelas dibutuhkan agar tak lagi merasa sendiri.
Ikatan sebelumnya membuat saya khatam soal satu hal. Hubungan yang tak lagi menyisakan ruang untuk berkembang. Ke mana-mana berdua jelas membuat bahagia. Namun diam-diam saya berharap akan dipertemukan dengannya yang menghargai jeda.
Dia yang tidak harus selalu bertukar kabar setiap waktu. Tapi hati dan komitmennya tak pernah menipu.

Mungkin Tuhan sedang bercanda saat mempertemukan kita. Sampai saat ini masih saja ada pertanyaan, “Kok bisa…”

Saat mempertemukan kita barangkali Tuhan sedang bercanda
Saat mempertemukan kita barangkali Tuhan sedang bercanda via bridalmusings.com
Kita ini seperti dua kutub yang tak pernah terbayang titik temunya. Berubahnya aku dan kamu jadi ‘Kita’ kadang kurang masuk akal dalam jalan rasional manusia. Waktumu lebih banyak habis di tempat kerja daripada bertemu saya. Sekilas kita pun tak bisa bersisian dengan damai sebagai dua orang dewasa.
Namun pelukan dan rengkuhmu jadi jawaban atas semua pertanyaan yang memenuhi kepala. Kamu jadi tanda tanda titik yang mengakhiri pertanyaan, “Setelah ini apa?”  Kehadiranmu memberi saya alasan untuk menepi dan berhenti mencari. Meski tak selalu bersama setiap waktu ada rasa cukup di hati setiap mengingat kamu.
Barangkali Tuhan sedang bercanda saat mempertemukan kita. Kali ini selera humornya sungguh apik level dewa.


Kamu adalah doa yang terwujud. Terkabulnya pengharapan ini membuat semua bahagia larut

Kamu adalah doa yang terwujud
Kamu adalah doa yang terwujud via bridalmusings.com
Setiap kamu membebaskan saya melakoni apapun yang disuka. Atau saat kamu tak keberatan melihat saya mengurung diri di akhir pekan untuk membaca. Ada rasa dimengerti yang tak ada duanya.
Ingin rasanya membiarkanmu merengkuh saya. Melumat saya jadi lembek seperti tanah liat yang kehilangan daya sebagai bukti bahagia. Tulang sedikit remuk atau memar pun tak apa, selama itu berarti bisa kamu peluk lama.
Dari terlalu banyak doa yang tidak ia terima, saya bersukur bahwa kamu adalah harapan yang diwujudkannya. Bersulang untuk kedatanganmu. Bersulang untuk cinta yang membebaskan itu.

Saya tidak sebaik itu — tapi Tuhan memberi kamu.

7 Hal yang Cuma Dipahami Mereka yang Lebih Suka Sendiri ke Mana-Mana


Ke mall, nonton, makan, sampai traveling atau pergi ke kondangan sendirian sepertinya belum jadi hal yang wajar. Ketahuan melakukannya, jangan kaget kalau kamu dapat banyak pertanyaan. “Kok sendirian aja sih?” “Nggak sama temennya yang kemarin?” “Kok nggak sama pacar aja?” Hmmm… padahal kenapa ya memangnya kalau kita lebih suka sendiri?
Bukan berarti kamu nggak punya teman. Hanya saja, biar orang lain gagal paham, pergi sendirian memang selalu terasa menyenangkan. Ini 7 hal yang hanya akan kamu pahami kalau kamu lebih suka ke mana-mana sendiri!

1. Entah kenapa, orang selalu minta penjelasan kenapa kamu makan/jalan-jalan sendirian. Padahal ‘kan nggak semua hal harus dilakukan bareng-bareng teman…

Sendiri itu nggak papa kok!
Lho sendirian aja? via www.wattpad.com
“Mau ke mana? Lho, sendirian aja?”
“Eh, sendirian aja lo? Kenapa? Yang kemarin mana?”
“Sendirian ajaaa kayak anak ilang…”
AGGHHHH! Entah kenapa, kamu harus selalu membela diri saat pergi atau melakukan aktivitas sehari-hari sendiri. Kadang kamu sampai bingung mesti jawab apa waktu ditanya, “Kok sendiri aja?” Mau bilang lagi pengen sendiri, takut orang nggak mengerti. Mau bilang nggak ada teman yang bisa diajak main, kesannya sedih banget. Lagian itu bohong, karena kamu memang sengaja nggak ngajak siapa-siapa dari awal.
Jadi kalau nanti ditanya kenapa sendirian lagi, kira-kira harus bilang apa ya… *nggak pernah ngerti jawabannya*

2. Karena sering sendirian, kamu yang punya pacar jadi dikira jomblo. Kamu yang emang jomblo dikira nggak punya teman

Kok nggak sama pacarnya aja?
Kok nggak sama pacarnya aja? via twitter.com
“Kenapa harus sendirian kalau punya pacar?”
Ih, memangnya kamu anak SMP yang kalau pacaran harus ke mana-mana berdua?
“Kenapa nggak ngajak teman aja biar nggak sendiri?”
Hmmm… iya sih, tapi kalau kamu memang lagi mau sendiri?
Sendiri atau nggak itu pilihan. Kadang kamu memilih buat sendiri, kadang kamu lebih suka pergi bareng teman-teman. Pop question: kalau lagi rame-rame, kenapa nggak ada yang tanya “Kok rame banget sama temen-temen? Nggak sendirian aja?” Ih, kok standar ganda?

3. Pergi bareng teman memang menyenangkan. Tapi jalan-jalan sendirian itu lebih praktis dan gak banyak keribetan

A
Praktis, nggak pakai ribet via pixabay.com
*pergi sama teman* “Ini kita mau ke mana?”
“Terserah.”
“Okay, kalo kafe dekat kost-ku aja gimana?”
“Hmmm… Boleh ke yang lain aja nggak?”
“Lah tadi katanya terserah -_-“
“Mau pergi jam berapa? Okee jam 7 yaaa.”
*Lalu jam 8.30 baru berangkat*
Keribetan macam di atas pasti nggak akan terjadi kalau kamu memutuskan untuk pergi sendiri. Walaupun pergi sama teman itu menyenangkan, pergi sendiri itu lebih praktis dan nggak harus pakai kompromi.

4. Nonton sendirian juga lebih tenang. Kamu nggak perlu bareng temanmu yang selalu cerewet komentar

Nonton sendirian = TENANG
Nonton sendirian = TENANG via flickr.com
Teman: “Eh, mau tanya deh. Kok si itu masih hidup sih? Bukannya tadi udah mati? Ini ceritanya gimana sih? Itu siapa? Yang baik yang mana?”
Kamu: “Ssshhh… udah ah nonton aja!”
Banyak orang yang nggak bisa diam di bioskop. Saking cerewetnya berkomentar, mereka sampai mengganggu pengunjung bioskop yang lainnya. Sayangnya, teman dekatmu punya kebiasaan buruk ini setiap kali nonton bioskop. Duduk di sampingnya adalah nightmare ketika kamu harus meladeni pertanyaan dan komentar dari dia setiap 15 menit sekali.
Kalau kamu nonton sendiri, hal ini tentu nggak perlu kamu pusingkan. Kamu bisa duduk dan menikmati film sampai habis dengan tenang~~

5. Pergi sendirian adalah waktu mengisi ulang energi. Badan dan pikiran jadi segar karena me-time sepanjang hari

waktu me-time buat recharge energi
waktu me-time buat recharge energi via dopepicz.com
Nggak selamanya kita ingin ditemani. Kadang-kadang kita hanya ingin menghabiskan waktu sendiri. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa teman jadi semacam me-time. Setelah melakukannya, badan dan pikiran jadi segar lagi.

6. Biarin aja dibilang aneh gara-gara sendirian. Yang penting, kamu gak pernah merasa kesepian

Biar sendiri, kamu gak pernah sepi
Biar sendiri, kamu gak pernah sepi via www.mtlblog.com
Ibu: “Cari pacar gih Mas, biar kamu nggak sendirian ke mana-mana.”
Kamu: “@!E#@@!??”
Kayaknya masih banyak orang yang nggak paham bahwa sendirian nggak harus berarti kesepian. Meskipun sering ke mana-mana sendirian, bukan berarti kamu nggak punya teman yang bisa diandalkan. Walaupun sendiri bagimu menyenangkan, kamu bukan orang yang antisosial dan kesepian.
Sendiri =/= Sepi. Bisa dibantu yaaa?

7. Toh kamu pergi sendiri karena pilihan. Bukan karena menyerah pada keadaan… :p

Oh, sori, kamu sendiri karena pilihan
Oh, sori, kamu sendiri karena pilihan via tumblr.com
Ih. Kalau harus pergi bareng teman atau pacar, kamu juga bisa. Tapi memang pada dasarnya kamu lebih memilih menghabiskan waktu dengan diri sendiri saja. Artinya, kamu pergi ke mana-mana sendiri itu karena pilihan. Oh, kamu bukan jomblo kesepian yang menyerah pasrah pada keadaan… :p

Main bareng teman-teman itu nggak papa. Tapi, sendirian itu juga sama sekali nggak ada salahnya. Mulai saat ini kalau kamu harus lagi mau pergi sendiri, nggak usah keki ya!

Kamis, 15 Oktober 2015

Cemburu Buta Adalah Tanda Cintamu Belum Dewasa. 8 Hal Ini Alasannya!


Rasa sayang dan cinta yang sangat dalam membuatmu ingin selalu bersamanya. Perasaan ini menjadi dorongan bagimu untuk membuat dia nyaman dan bahagia denganmu. Namun, dorongan itu akan berbahaya ketika sudah sangat berlebihan. Kamu akan diliputi rasa takut akan kehilangan hingga bermuara pada cinta yang buta.
Jika kamu merasa hubunganmu berada di tahap yang seperti ini, lebih baik mulailah sesegera mungkin untuk bercermin. Hipwee akan membantumu dari sini untuk memperlihatkan bahwa cemburu buta dapat membuat hubunganmu tidak sehat dan jalan di tempat.

1. Cemburu adalah tanda bahwa kamu tak lagi percaya. Padahal hanya kamu yang paling tahu dan mampu membahagiakan dirinya.

Aku Tak Sanggup
Aku Tak Sanggup via abriegrowsinbrooklyn.com
Cemburu buta merupakan sikap yang menunjukkan rasa minder. Kamu akan selalu khawatir bahwa orang lain dapat membahagiakan pasanganmu lebih dari yang bisa kamu lakukan. Padahal kamulah yang paling tahu sisi terdalam dari dirinya. Hanya saja kamu dikuasai oleh rasa cemburu, maka kamu dibutakan dari segala sisi terdalam pasanganmu, maka dari itu sikap ini disebut cemburu buta.
Cobalah untuk selalu yakin bahwa dirimulah yang terbaik bagi dirinya. Belajarlah terus untuk meningkatkan berbagai hal yang membuatnya lebih bahagia. Orang dewasa selalu belajar untuk meningkatkan diri, bukan membatasi perkembangan pribadi.


2. Melukai hati tak pernah menjadi perbuatan terpuji. Pasanganmu akan terluka ketika kamu tak percaya pada cintanya yang sejati.

Melukai adalah perbuatan mengkhianati jati diri
Melukai adalah perbuatan mengkhianati jati diri via www.guiltypeople.org
Kamu selalu curiga pada dirinya kapanpun dan di manapun dia berada. Padahal, dia selalu berusaha untuk membuatmu selalu bahagia. Bisa dikatakan, kamu tidak lagi sanggup menghargai usahanya. Bahkan kamu mencederai cintanya. Ini semua hanya karena kamu ingin betul-betul memiliki dirinya seutuhnya sehingga yang muncul adalah perasaan buruk bahwa dia akan pergi begitu saja.  Lihatlah lagi ke dalam dirimu sejenak. Jangan dulu berburuk sangka, jika tak ingin kekecewaan yang kamu dapatkan.


3. Curiga yang berlebihan justru menghambat kemajuan kalian. Sebagai manusia, kamu dan dia sama-sama punya potensi untuk berkembang.

Jalan Masih Panjang
Jalan Masih Panjang via scentofapassion.tumblr.com
Memang, kamu tahu betul sisi terdalam dari dirinya. Namun, dia dapat berkembang di mana saja dan bukan hanya dirimu yang dapat membuatnya melesat jauh mencapai cita-citanya. Ketidakdewasaan dalam menjalin cinta membuatmu tidak rela jika ada orang lain yang mampu mengantarkannya sampai ke tujuan hidupnya.
Kamu akan selalu berusaha untuk menghalangi dirinya mengenal lingkungan baru yang lebih cocok dengan hobinya. Alangkah baiknya, kamu mencoba untuk memahami apa yang disukainya sehingga kamu bisa berkembang bersama dirinya. Jangan menghalangi pasanganmu mencapai cita-cita hanya karena ketidakmampuanmu untuk memahami apa yang menjadi mimpinya.


4. Momen-momen indah akan terlewat begitu saja jika kamu terlalu sibuk curiga. Buat apa punya pasangan jika kamu tak bahagia?

Berbahagialah!
Berbahagialah! via sawyersblog.tumblr.com
Pasanganmu akan mulai tidak nyaman dengan tingkahmu yang selalu menanyakan setiap detail aktivitasnya. Kamu menganggapnya belum dewasa untuk memilah mana yang pantas dan mana yang tidak.
“Kemana aja tadi?”
“Ke kampus, terus makan.”
“Makan sama siapa? Gak disuapin ‘kan?”
“Apa sih!”
Pasanganmu akan merasa terancam karena tidak bisa mendapatkan kebebasan penuh. Padahal cinta yang sehat adalah cinta yang membebaskan, bukan yang mengekang. Dia akan berbalik menjauhimu karena merasa tidak dapat menjadi dirinya sendiri. Jangan kecewa kalau suatu saat dia justru pergi meninggalkanmu.


5. Jangan bersikap kekanak-kanakan dengan mengekangnya. Dia berhak menikmati dunia yang luas di luar sana.

Be with me all the time!
Be with me all the time! via 5-seconds-of-life-ruiners.tumblr.com
Seperti seorang anak TK yang menangis ketika ditinggal ibunya meninggalkan ruang kelas. Kamu akan terlihat demikian di hadapan pasanganmu ketika dia hanya mendengar rengekanmu setiap hari.
“Terus aku gimana kalau malam Minggu kamu pergi sama temen-temenmu?”
“Ya, kamu ‘kan juga bisa pergi sama temen-temenm.u”
“Gak punya temen.”
“Jangan kayak anak kecil, ah!”
Orang dewasa selalu punya cara untuk mengisi waktunya dengan produktif dan kreatif. Bertumpu pada alasan-alasan naïf hanyalah sikap seorang pecundang. So, dewasalah!


6. Cemburu adalah sikap yang sangat egois. Kamu hanya mementingkan kebutuhanmu untuk mencintai, bukannya memikirkan dia yang katanya kamu sayangi.

Kalian pastinya sepakat bahwa berbagi rasa yang sama adalah pondasi utama sebuah hubungan. Cemburu buta hanya mementingkan perasaanmu saja. Kamu tidak mau tahu apa yang sedang dialami oleh pasanganmu. Yang kamu tahu adalah dia milikmu. Ini sudah mengkhianati pondasi yang telah kalian bangun.
Cobalah untuk bersikap terbuka bahwa cinta ini dijalani dengan saling memahami ego masing-masing. Jangan mudah terbawa emosi hanya karena kebutuhanmu tak seutuhnya terpenuhi.


7. Kamu belum siap untuk menghadapi tantangan baru. Padahal di masa depan, banyak masalah yang akan menguji hubunganmu.

Kamu yang tidak mau mengalah dan marah-marah dengan selalu cemburu ketika tidak diberi perhatian dari pasanganmu hanya akan menunjukkan bahwa kamu belum matang untuk sampai ke jenjang tantangan yang berikutnya. Ke depan masih banyak tantangan lain.
Andai saja kamu bekerja di luar kota dan harus menjalin hubungan jarak jauh, apakah kamu akan terus merasa kurang mendapat perhatian yang utuh dan penuh? Sedangkan jarak memisahkanmu. Itu hanya satu tantangan. Masih banyak tantangan lain yang menghadang.
Pasangan yang baik akan selalu mengelola dan membicarakan persoalan dengan baik-baik bukan kemarahan karena cemburu buta.


8. Di saat pasangan lain sudah mempersiapkan tabungan untuk membangun bahtera rumah tangga, apakah kamu masih saja sibuk curiga dan cemburu buta?

Berpikirlah Ke Depan!
Berpikirlah Ke Depan! via favim.com
Cemburu buta adalah sikap yang tidak visioner. Kamu tidak melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada di sekitar dirimu dan dirinya. Dengan menghalanginya bertemu dengan dunia luar, maka kamu menghentikan peluang masa depan yang bertebaran di luar sana. Padahal jika kamu bersikap terbuka dan saling percaya, mungkin saja ada jalan tak terduga yang akan memperlancar hubungan kalian ke tahap yang lebih bahagia.

Satu hal yang pasti adalah cemburu bukan bentuk cinta sejati. Sikap mengekang dan membatasi hanya dilakukan oleh pasangan yang belum mampu mengelola ego pribadi demi tujuan bersama.
Semoga kamu selalu berpikir ke depan dan terbuka saat menjalin hubungan dengan pasanganmu agar kebahagiaan penuh dapat diraih. Pertengkaran itu wajar, cara mengelolanya yang memperlihatkan tingkat kedewasaan. Berbahagialah selalu!