Senin, 19 Oktober 2015

Generasi Sandwich: Baby Buster (2)

Artikel ini dikutip dari detik finance

Aidil Akbar - detikfinance
Jumat, 16/10/2015 07:05 WIB
Generasi Sandwich: Baby Buster (2)
Jakarta -Setelah terpotong beberapa artikel dengan topik berbeda, kalau masih ingat dalam tulisan sebelumnya sudah dibahas tentang Generasi Baby Boomer dan bagaimana pola berfikir mereka tentang investasi dan apa saja bentuk investasi yang dilakukan oleh generasi Baby Boomer ini di Indonesia.

Setelah generasi Baby Boomer, maka lahirlah Generasi Baby Buster. Sebelum kita mulai melakukan persiapan sebagai Generasi Sandwich ada baiknya kita melihat data-data yang berlaku saat ini. Data ini dikeluarkan oleh biro statistic dan berlaku secara umum untuk kawasan Asia termasuk Indonesia.

Data pertama mengatakan bahwa kita akan hidup lebih lama. Data menunjukan di tahun 1957 umur hidup untuk bayi laki-laki yang lahir pada saat itu adalah mencapai usia 55,8 tahun sedangkan untuk bayi perempuan bisa mencapai usia 58,2 tahun.

Saat ini bayi laki-laki yang lahir diharapkan dapat bertahan hidup mencapai usia 70 tahun sedangkan bayi perempuan bisa mencapai usia 75 tahun. Mengapa hal ini terjadi?

Ilmu kedokteran dan obat-obatan yang sangat maju membuat banyak ditemukannya metode serta obat-obat baru untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang dahulu belum dapat disembuhkan dan menjadi penyebab kematian fatal.

Dengan semakin majunya ilmu kedokteran maka harapan hidup seseorang akan semakin panjang. Apa artinya ini bagi dunia keuangan kita? Dengan dapat hidup semakin panjang dan lama berarti persiapan dana pensiun untuk diri kita serta orang tua kita harus dapat bertahan lama dan diperpanjang.

Data kedua menunjukan bahwa jumlah anak-anak kita semakin hari semakin sedikit. Pada tahun 1960an sebuah keluarga secara rata-rata memiliki 5-6 orang anak.

Data pada tahun 2000 menunjukan keluarga muda saat ini rata-rata hanya memiliki 2-3 orang anak. Apa artinya bagi keuangan kita? Semakin hari semakin sedikit orang-orang yang harus menanggung beban dan tanggung jawab untuk mengurusi orang tua kita.

Dengan semakin sedikitnya jumlah anak tersebut setiap anak harus memberikan konstribusi yang lebih banyak untuk membantu orang tua mereka dibandingkan apabila anak-anak dalam satu keluarga tersebut berjumlah banyak.

Data ketiga menunjukan bahwa banyak orang yang menunda perkawinan atau menikah ketika usia sudah lebih tua. Data tersebut mengatakan bahwa antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2000 umur rata-rata menikah untuk laki-laki meningkat dari 26,6 tahun menjadi 28,6 tahun sedang kan untuk wanita meningkat dari 23,5 tahun menjadi 25,1 tahun.

Apa artinya ini bagi keuangan kita? Masa pensiun dari orang tua tersebut akan baru akan tercapai ketika anak-anak mereka masih kuliah di kampus atau baru selesai kuliah dan sedang atau baru mulai bekerja.

Data terakhir menunjukan bahwa semakin banyak keluarga yang tinggal berjauhan dalam keluarga-keluarga baru yang lebih kecil. Data di tahun 1985 menunjukan bahwa dalam kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 1980 sampai 1984 telah terjadi peningkatan keluarga “nuclear family” dari 55 persen keluarga menjadi 63 persen.

Hal ini berarti semakin sedikitnya orang-orang yang dapat menolong anggota keluarga (orang tua mereka sendiri) karena mereka hidup terpisah-pisah. Apabila orang tua mereka memerlukan pengurusan secara lengkap (sering disebut dengan istilah Long-Term Care), maka salah orang anggota keluarga (anak) harus mengurus orang tua mereka secara penuh (full time) yang berarti anak tersebut (biasanya anak perempuan) tidak dapat bekerja untuk mencari penghasilan untuk keluarga mereka.

Kembali ke generasi Baby Boomer yang sudah dibahas sebelumnya, maka anak dari generasi Baby Boomer ini adalah yang disebut dengan generasi Baby Buster. Generasi Baby Buster adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1960 sampai 1980.

Generasi ini yang sekarang banyak bekerja di perusahaan-perusahaan dengan tingkat dimulai dari staf biasa, supervisor, manajer muda sampai manajer senior. Sebagian kecil bahkan sudah menjadi bagian dari eksekutif muda dan Direktur di berbagai perusahaan.

Generasi ini yang kemudian bertanggung jawab untuk membantu kebutuhan orang tua mereka baik kebutuhan bulanan untuk bertahan hidup dimasa pensiun maupun kebutuhan lain seperti obat-obatan.

Banyak juga dari generasi ini yang mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidup serta mencukupi keluarga mereka sendiri. Sehingga untuk menanggung beban keluarga sendiri dan orang tua menjadi sangat berat.

Beban hidup yang sudah berat ini kemudian akan semakin diperberat dengan keberadaan anak-anak mereka. Sebagian dari Generasi Baby Buster telah memiliki anak yang lahir di tahun 1980 sampai 1990an yang kemudian disebut dengan Generasi X.

Generasi X yang lahir di awal-awal tahun 1990an sudah mulai memasuki bangku kuliah bahkan beberapa di antara mereka yang mulai memasuki dunia pekerjaan.

Sementara generasi yang lahir di awal tahun 1980an sudah mulai menapaki karir mereka di dunia pekerjaan. Dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi, banyak perusahaan yang ditutup menyebabkan tingginya tingkat pengangguran.

Banyaknya penganguran yang mencari kerja membuat Generasi X yang baru lulus dari SMA atau bangku kuliah yang juga mencari kerja akan semakin sulit dan kompetitif. Belum lagi apabila dilihat dari pengalaman kerja yang hampir tidak ada bagi Generasi X ini, membuat tingkat pengaguran akan semakin meningkat dengan banyaknya lulusan angkatan baru yang tidak terserap di dunia kerja.

Beberapa dari Generasi X ini yang sudah siap untuk menikah dan berumah tangga meskipun secara financial mereka belum siap. Yang terjadi selanjutnya adalah kita yang terjepit di tengah sebagai Generasi Baby Buster harus mengurusi masa pensiun Generasi Orang Tua kita atau Baby Boomer dan saat yang bersamaan juga mengurusi generasi anak-anak kita yaitu Generasi X.

Jadi bagaimana cara kita mensiasati apabila kita menjadi Generasi Sandwich ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar